Hanya Seorang Pemimpi yang Mencoba Berani Mewujudkan Mimpi

Heil, Guys. Namaku Gusti. Dan aku adalah seorang pemimpi yang suka bermimpi seorang diri sambil menyepi. Sejak aku kecil sampai sekarang, impianku selalu berubah-ubah. Di sekolah dasar aku sempat ingin menjadi dokter, ilmuwan, astronot, dan pelukis. 

Namun, seiring berjalannya waktu, impian-impian itu terkubur. Berganti menjadi impian baru yang terus berusaha kupupuk sejak SMA: aku ingin jadi guru. Impian ini berusaha kupupuk sampai masa kuliah ketika akhirnya aku berhasil diterima sebagai mahasiswa reguler di jurusan yang saat itu untuk 1 kursinya diperebutkan 100 orang: Program Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Malang.


Thought and Memory by April Schumacher
https://pallanoph.deviantart.com/art/Thought-And-Memory-109418341
Two Ravens of Odin. Huginn (Though/Mind) and Muninn (Memory)


Namun, sayang impian itu kembali terkubur karena banyak hal. Meski keinginan mengajar itu masih ada karena pada dasarnya aku suka menyampaikan sesuatu. Aku senang mencoba menjelaskan sesuatu pada orang dengan cara yang enak dan tak menyinggung harga diri. 

Akhirnya kuputuskan untuk memupuk satu impian lagi. Impian yang menurutku bisa membuatku meraih semua impian lain, menghidupkan mimpi-mimpi yang kukira sudah mati suri: menjadi penulis.

***

Dengan menjadi penulis, aku bisa menjadi dokter. Dokter yang menyembuhkan pembacanya lewat kata-kata yang mencerahkan. Aku juga bisa menulis tentang dokter dengan melakukan riset kajian pustaka dan lapangan. Dengan menulis aku bisa juga menjadi ilmuwan, karena agar bisa menyajikan tulisan yang bisa dipertanggungjawabkan aku juga harus melakukan penelitian tertentu. Juga bisa menjadi astronot yang mengajak pembaca untuk berani membumbungkan harap, asa, dan doanya hingga menembus langit. Menjadi pelukis, yang melukis impian indah bagi pembaca yang lelah dihantam kenyataan hidup. Dan terakhir, tentu saja menjadi guru, yang berusaha menyampaikan pelajaran dan makna yang kupahami kepada pembacanya.

Jalan untuk menjadi penulis tentu melewati proses panjang Kebanyakan para penulis pro itu memiliki profesi lain yang mendukung kehidupannya agar dia bisa tetap survive. Maka jadilah aku penerjemah bahasa Inggris-Indonesia; Indonesia Inggris. Menjadi penerjemah berarti belajar memaknai suatu teks dalam bahasa asing dan memindahkan maknanya ke dalam bahasa asli. Dengan itu aku belajar merangkai kata dan kalimat yang mudah dan enak dimengerti pembaca tanpa mengurangi esensi dari teks asli. Dengan menjadi penerjemah aku juga bismillah dan insyaallah  bisa membiayai hidupku dan keluargaku. Bisa membiayai keperluan riset dan membeli buku referensi atau mengikuti beberapa seminar. Itu semua untuk meraih impianku menjadi penulis.

Ada banyak cara meraih mimpi, kan. Kadang kita harus mengambil jalan memutar karena Tuhan ingin Mengajarkan sesuatu pada kita lewat jalan-jalan itu. Oleh karena itu bismillah, insyaallah saya berkomitmen mengikuti Kelas Content Writing Selama 3 Bulan yang diadakan Pak Heri Mulyo Cahyo*. Karena saya harus belajar disiplin dan konsisten berlatih demi menyiapkan mental agar bisa meraih impian saya:

Menjadi Penulis yang Diizinkan OlehNya untuk Mencerahkan. Baik bagi diri sendiri dan orang lain. 

Bismillah... Semoga Tuhan Izinkan saya untuk terus konsisten mengikuti kurikulum kelas yang sudah ditentukan sampai akhir, dan semoga dari proses itu saya bisa terus Dia Pertemukan dengan hikmah.

***

Note: 

Gambar yang kuposting di atas adalah Huginn dan Muninn, dua gagak Odin, sang Raja Dewa dalam mitologi Skandinavia (Norse). Huginn melambangkan alam pikiran (thought/mind), sedangkan Muninn melambangkan memori atau ingatan (memory). Dalam salah satu kisah perjalanannya, Odin dengan diiringi oleh Huginn dan Muninn untuk menemukan sebuah mata air pengetahuan dan kebijaksanaan yang dijaga Roh Air bernama Mimir. Demi bisa minum dari mata air itu, Odin harus mengorbankan satu matanya.

Interpretasiku terhadap adegan mitologi ini adalah, tentang mengubah perspektif atau mindset yang dilambangkan dengan "mengorbankan satu mata" demi mendapatkan "kebijakan dan pengetahuan". Dan agar bisa sampai ke "telaga kebijakan dan pengetahuan", manusia harus selalu mengaktifkan dan membawa serta akal pikiran (thought/mind, yang dilambangkan oleh gagak Huginn) dan belajar dari pengalaman masa lalu melalui ingatannya (memory, yang dilambangkan oleh  gagak Muninn).

Dan berasal dari kecintaanku pada adegan mitologi Skandinavia di atas itulah blog ini dinamakan The Raven Tales. Gagak yang Belajar Bijak. 

Harapanku menulis blog ini dan mengikuti kelas content writing ini adalah mendapatkan keberanian untuk mengubah perspektif lama. Terutama perspektif bahwa "mengendalikan mood agar bisa konsisten dan disiplin menulis setiap hari itu nyaris mustahil bagi orang yang punya mood-swing sepertiku." Aku ingin berubah, Ya Tuhan. Izinkan aku berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

***


*Pak Heri Cahyo adalah CEO & Founder PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng), CO. Founder www.jobhuntingcenter.com, dan Senior Editor di www. jasaghostwriter.net. Beliau juga seorang praktisi SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) yang gemar mengingatkan orang-orang tentang prinsip: Forgive for Your Health. Dan beliau adalah salah satu dari tiga Pembina Forum Lingkar Pena cabang Malang.

Project Kelas Menulis Content Writing ini adalah wujud dari bantuan yang ditawarkan beliau untuk dieksekusi demi pengasahan bakat para anggota FLP Malang agar bisa menjadikan hobi menulis sebagai profesi yang menghasilkan.

Comments

Popular posts from this blog

Day 11 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (I)

Day 13 Konflik Ibu-Anak Yang Menyentuh Hati pada Film Akeelah And The Bee (1)

Day 12 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (2)