Day 12 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (2)
Pada
postingan sebelumnya di sini: saya membahas pelajaran pertama yang saya dapat dari menonton film Akeelah and
The Bee.
http://slightlywarped.com/akeelah-and-the-bee/ |
Seperti yang sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya, Akeelah
and The Bee adalah film drama Amerika yang dirilis pada tahun 2006. Berkisah tentang
perjuangan seorang gadis keturunan Afro-American berusia 11 tahun,
Akeelah Anderson, dalam mengikuti kompetisi mengeja nasional, Scripps National
Speeling Bee. Tema utamanya memang lomba mengeja kata, tapi banyak
pelajaran yang bisa didapat penonton saat menikmati adegan perjuangan Akeelah
menuju kompetisi nasional.
Pada
postingan lalu, saya menuliskan sikap perfeksionis Akeelah yang membuatnya
bekerja lebih keras untuk menguasai berbagai kata sulit demi bisa lolos
kompetisi mulai dari antardistrik, regional, hingga nasional. Namun, sayangnya sikap
itu membuatnya rentan tumbang begitu menemui kegagalan. Dan kegagalan itu
adalah kegagalan mengeja kata sulit yang dipinta oleh Dr. Larabee. Tantangan
itu diberikan Dr. Larabee di depan para guru dan murid yang menonton meskipun hari
itu Akeelah sudah resmi menjadi wakil Crenshaw Middle School untuk kompetisi
mengeja antardistrik.
Awalnya
Akeelah berhasil mengeja semua kata sulit yang dijadikan tantangan oleh Dr.
Larabee. Tapi ia terjegal ketika diminta mengeja kata ‘Pulchritude’ yang berarti “kecantikan”. Jangankan Akeelah, gurunya
bahkan kepala sekolah pun melongo saat mendengar kosakata yang jarang dipakai
dalam kehidupan sehari-hari itu. Mengapa Dr. Larabee melakukannya?
Yang
pertama mungkin ia penasaran sampai sejauh mana kemampuan Akeelah. Terutama
karena pertemuan pertama mereka mengesankan bahwa Akeelah adalah murid bermasalah
yang suka membolos (karena ia sebenarnya tak betah dengan situasi di sekolahnya
yang minim fasilitas). Dr. Larabee adalah teman kepala sekolah Akeelah, Pak
Welsch. Dia adalah ketua Departemen Bahasa Inggris di UCLA (University of
California, Los Angeles). Kedatangannya ke sekolah Crenshaw Middle High adalah
atas permintaan Pak Welsch agar ia menjadi mentor bagi Akeelah. Jadi bisa jadi
ia memang sedang menguji kemampuan calon muridnya.
Namun,
bisa jadi itu untuk menunjukkan pada Akeelah kalau di atas langit masih ada langit. Dan itulah pelajaran kedua yang saya dapatkan dari film ini.
Bagi
murid yang sombong tapi penuh potensi, cara mendidiknya adalah memberitahu
bahwa tidak semua hal sudah ia tahu. Bahwa ia masih perlu belajar lagi. Karena
itu Dr. Larabee menghancurkan kesombongan Akeelah dengan menyuruhnya mengeja
kata-kata yang ia tak tahu. Meskipun, bagi banyak orang dewasa sekalipun,
kata-kata yang tak bisa dieja Akeelah juga tak mereka tahu, dan bahwa kata-kata
yang bisa dieja Akeelah pun belum tentu bisa mereka eja. Dan karena ada
sebersit kesombongan pada diri Akeelah itulah ia begitu “hancur” ketika tak
berhasil mengeja satu kata sulit.
Akeelah
bisa saja yang paling menonjol dalam pengajaran mengeja di antara
teman-temannya. Tapi kemudian ia mengetahui ada banyak kata yang belum ia tahu.
Akhirnya ia pun terpacu untuk berusaha terus belajar. Mulai dari sampai
mengikuti klub mengeja di Woodland Hills yang jaraknya terbilang jauh, sampai
memperbaiki sikapnya agar diizinkan Dr. Larabee belajar bersamanya.
Pertama
Akeelah mendatangi rumah Dr. Larabee untuk memulai pelajarannya, sang guru
menegurnya karena ia datang terlambat. Ketika ia mulai bertingkah, Dr. Larabee
kembali menyuruhnya mengeja kata sulit yang tak dikuasai Akeelah. Dan ketika
Akeelah tetap bersikap kurang respek, Dr. Larabee akhirnya menyuruh Akeelah
pergi.
Akhirnya
satu-satunya pilihan bagi gadis itu adalah tetap belajar di klub mengeja bersama
temannya di Woodland Hills. Namun, suatu ketika ia ketahuan oleh ibunya dan
langsung dimarahi karena berani-beraninya menempuh perjalanan sejauh itu tanpa
memberi tahu sama sekali. Akeelah lalu berusaha memperbaiki hubungannya dengan
Dr. Larabee. Ia menghapal semua kata-kata yang harus dijawab pemenang National
Spelling Bee di babak final dari tahun 1925 seperti yang dikatakan Dr. Larabee di awal pertemuan mereka yang akhirnya tak berjalan lancar. Kemudian gadis itu dengan berani mengakui kesalahannya dan
meminta maaf karena pernah bersikap tak sopan. Sebagai orang dewasa, sang guru
kemudian bersikap bijak dengan memberi Akeelah kesempatan lagi karena kesungguhan gadis itu.
Comments
Post a Comment