Day 7: [NARASI] Gadis Kecil dan Sang Maut

Sang Maut mendekati gadis kecil yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit dalam keadaan mengigau itu. Sekujur tubuhnya menggigil, napasnya tersedak-sedak, namun matanya terpejam erat. Bulir-bulir keringat terbentuk di keningnya. Sementara bayang-bayang hitam kecil berjumlah banyak menari-nari, tertawa-tawa di atas ranjang gadis itu.

Riuh tawa itu terhenti begitu mereka menyadari siapa yang datang. Sekali kibas, Sang Maut membuat bayang-bayang itu kocar-kacir bertabrakan di udara lalu menghilang di balik tembok.
Gadis kecil itu kini tampak lebih tenang.Tarikan napasnya tak lagi tersengal-sengal. Mimpi buruknya mereda. Matanya masih tertutup rapat, namun air mata kini menetes dari ujungnya.
Langkah Sang Maut terhenti ketika sang gadis berucap lirih, 

"Tuhan... Tolong jangan ambil aku..."



Sang Maut kembali mendekat, tangannya membelai dahi anak itu. "Nak... Mengapa kau begitu takut padaku? Sedang akulah yang nanti akan mengantarkanmu pada Penciptamu. Zat Agung benar-benar Mencintaimu dan selalu Menanti rintih doamu dengan penuh rindu, bisiknya. Ia lalu melanjutkan, "Tapi jangan khawatir. Dia tak Memintaku mengambil jiwamu malam ini. Dia bilang waktumu masih panjang. Tapi bagaimana kau melewati masa itu, kau sendiri yang memutuskan..."

Sayup dari luar kamar terdengar langkah seseorang datang mendekat. Mungkin itu perawat yang akan memeriksa kondisi gadis itu malam ini.

Sang Maut menoleh kepada anak yang sedang terbaring itu sebelum terbang dan menghilang, "Aku akan kembali lagi. Mengawasimu 70 kali dalam sehari. Hingga saatnya kita akan berhadapan lagi. Dalam pertemuan yang sejati."

Dan meski air matanya masih menetes, dalam tidurnya, gadis itu tersenyum. Menatap dunia putih terang dalam mimpinya.
***

Behind The Narration


Tiba-tiba kepikiran narasi ini abis nonton ceramahnya Ust. Salim A. Fillah di Masjid Al-Ghiffary, daerah Soekarno Hatta. Saat itu Ust.  Penulis buku Dalam Dekapan Ukhuwah, Saksikanlah Bahwa Saya Seorang Muslim, dan Jalan Cinta Para Pejuang itu banyak bercerita soal kehidupan setelah mati ketika diundang mengisi acara kajian di Malang. Bagian yang aku suka adalah ketika Tuhan mencabut semua rasa dendam dari hati para hamba yang Dia rahmati... 

Comments

Popular posts from this blog

Day 11 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (I)

Day 13 Konflik Ibu-Anak Yang Menyentuh Hati pada Film Akeelah And The Bee (1)

Day 12 Pelajaran yang Kudapat dari Film Akeelah and The Bee (2)